puisi

Aku ingin

7:27:00 PM Dee 0 Comments


Aku ingin mencintaimu,
Laksana angin yang membelai dedaunan di pagi hari gerimis
Dingin membawaku gemerutuk
Dan basah membawaku menggigil ngilu
tapi tidak saat rinai itu ku lewati bersama hangat ujung jemarimu dalam genggaman tanganku

Aku ingin mencintaimu,
Laksana duri di tangkai mawar
Melindungi saat kumbang mulai berdatangan, berebut indah pesonamu
Saat itu aku jadi begitu egoisnya
Bahkan melukai makhluk lain, tak rela membagi indahmu
Aduhai, kamu hanya untukku sendiri

Aku ingin mencintaimu,
Layaknya notasi dalam alunan lagu
Tempo yang terhentak teratur menaik-turunkan irama dalam kehampaan, kadang keriangan
Hingga muncul kesatuan harmonisasi gubahan mahakarya sang maestro nan abadi sepanjang masa

Amboi, aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Bahkan, pabila suatu saat kau tak lagi mencintaiku
Aku ingin sekali lagi memandang mata jeli itu, jauh lebih dalam
dan mengisinya dengan senyum tulus kehangatan yang mampu mencairkan sudut hatimu
yang mungkin sudah terlanjur mengeras dan membatu ditelan waktu



05012013
_dee

0 comments:

Cinta dan Luka

8:42:00 AM Dee 1 Comments


Baca cerita cinta remaja yang sedih dan bikin galau kadang membuat hati kita teriris pilu, terhanyut suasana, dan ikut-ikutan mengharu biru. Kadang juga tersenyum bahagia karena merasa di dunia ini kita seolah gak tercampakkan seorang sendiri.
Drama percintaan yang biasa dibumbui dengan adegan patah hati kerap hadir menyentil sisi diri kita yang tanpa bisa dielakkan lagi pernah mengalami hal yang gak jauh beda di kehidupan nyata seperti halnya yang diperankan oleh artis-artis yang seringkali saling mengadu akting di layar kaca, atau tokoh-tokoh fiksi dalam lembaran novel.
Seolah kita dilempar ke dalam realita dunia bahwa perjalanan cinta seseorang gak ada yang berjalan lurus dan mulus. Siapapun pasti pernah tersakiti dalam suatu hubungan yang mengatas namakan cinta.

Apa memang siklus percintaan seseorang harus seperti itu??
Bahagia sesaat, kemudian harus dijatuh leburkan oleh sebuah luka, trauma berkepanjangan, baru kemudian menemukan cinta sejati??


Ya, saya mengalaminya sendiri.
Numpang curhat, pernah suatu hari berharap lebih kepada seseorang. Menyayanginya dengan sepenuh hati, tulus, tanpa embel-embel apapun (*wanita itu makhluk yang polos ya....). Membayangkan kalau ini akan berjalan baik-baik saja, tapi nyatanya tidak lama Blaaaaammm....!!!! Orang yang dicintainya itu menghunus pedang teramat dalam tepat di jantung hatinya. Sakiitttt sekali, dan terus berlinang air mata kala terlintas memori kebersamaan dan saat-saat perpisahan yang membekas menjadi trauma panjang di sela-sela waktu hidupnya.
Seakan dunianya berakhir disana....

Plakkk!!!

Tersadarkan oleh waktu yang kian hari kian keras menampar saya yang masih saja merutuki makhluk terkejam dan terkeji yang telah membuat saya cacat hati menahun, LELAKI!
Tapi apakah saya benar mencintai seorang lelaki?? bukannya seorang cowok??
Lelaki haruslah seorang yang sudah memiliki prinsip dan pendirian dalam hidupnya, mempertimbangkan masak-masak yang akan dilakukan, dan berani bertanggung jawab terhadap apapun resiko dari perbuatannya, sedangkan seorang cowo adalah makhluk yang belum sepenuhnya menjadi lelaki.
Okeee, makin lama saya menyadari kalau perasaan saya dahulu telah tersiakan oleh seorang makhluk yang bahkan belum sepenuhnya menjadi dirinya sendiri.
Setelah itu saya berazzam dalam hati untuk tidak lagi akan terlalu serius mencurahkan perasaan kepada makhluk yang saya jajaki kelaki-lakiannya, sampai makhluk itu benar-benar bisa membuktikan sepenuhnya kepada saya siapa dirinya.
Satu lagi pelajaran hidup berarti yang akan saya rekam dalam memori, menemani perjalanan panjang saya menuju kedewasaan.

Wanita memang makhluk lemah, dan mudah terbawa perasaan. Wanita adalah makhluk tulus yang mudah terluka. Namun ia bisa menjadi seseorang yang luar biasa karena memiliki hati teramat lapang seluas samudra dan cinta suci yang teramat dalam bak dalamnya lautan. Semoga seseorang di sana mengerti apa yang saya celotehkan sedari tadi.


Setelahnya, saya akan lebih tegar berdiri, dan tak akan takut lagi memaknai c.i.n.t.a

with love :3
Dee_

1 comments:

cerita pendek

Move on!

8:38:00 AM Dee 0 Comments


Malam itu, aku menenggak kopi yang pahit. Pahit sekali. Air yang kental hitam pahit pekat itu perlahan-lahan mulai menawarkan rasa pahit di hatiku.
Kala itu, hatiku sedang dirundung pilu yang teramat dalam. Seseorang disana telah berulang-ulang membuatku terluka dan tak pernah sekalipun menganggapku ada.
Pahit kopi yang ku tenggak lagi dan lagi mampu menemaniku melewati malam ini yang hampir saja menenggelamkanku dalam luapan air mataku sendiri.

Aku terbangun dan masih merasa tercampakkan. Rasanya jiwaku telah terlepas dari raganya, tapi aku belum sepenuhnya mati karena aku masih bisa merasakan sengatan matahari dari jendela mulai menggigiti ujung saraf kulitku.

Ku langkahkan kaki menatap pantulan wajahku di cermin. Kuyu, lemah, mata bengkak sembab sisa luapan tangis semalam, tak bercahaya, tak ada harapan.
Beginikah tampilan manusia yang dilema dihancurkan oleh cinta??
Ya, sayangnya manusia itu adalah aku sendiri.

Tulit tulit.

Masih gontai aku menyeret langkah menggapai hp ku dan menatap kosong pesan singkat masuk di layarnya.

~Aku harap kamu bisa menenangkan diri. Ini semua takdir Tuhan. Aku hanya menyerahkan kepadaNya. Sekarang, carilah pasangan yang lebih baik untukmu. Kamu pasti bahagia~

Bulshit dengan takdir!! Dengan geram aku banting hp ku di atas lantai sampai tercerai cashing dan baterainya. Aku berteriak melolong seperti serigala.
Kenapa harus aku yang mengalah?
Kenapa mesti aku yang harus ditinggalkan?
Tidak adil ini semua!!

Kaki ku lemas seketika. Aku ambruk di kamarku sendiri. Tak sadarkan diri, entah berapa lama aku terpejam. Semuanya gelap. Aku tak bisa melihat apa-apa. Namun pendaran cahaya di titik terjauh dari kegelapan pelan-pelan menghampiriku, makin kuat, aku memicingkan mata yang sebenarnya sedang terpejam itu karena silaunya. Dan aku serasa terlempar ke ruang lain, waktu yang berbeda, seketika aku sudah tidak lagi berada di kamarku.

Aku melihat sesosok tidak asing sedang duduk santai sambil bersenda gurau di sebuah toko kopi. Ku kucek-kucekan mata untuk meyakinkan bahwa pandanganku kali ini tidak keliru. Ya, ternyata itu benar dia, seseorang yang telah meninggalkan ku untuk wanita lain. Dan dia sedang berada di sana, tampak tertawa bahagia dengan wanita yang amat ku benci. Aku ingin begitu saja menghampiri mereka, mengacak-acak meja dan apapun yang ada dihadapan mereka dengan penuh emosi. Tapi anehnya langkahku tertahan, aku tidak dapat menggerakan tubuhku se-inchi pun. Ada apa ini?? Akupun tidak dapat merasakan denyut di nadiku. Apakah aku sudah mati?? Ah, itu tidak penting. Kini mataku sibuk memperhatikan gerak-gerik mereka di cafe itu.

Kini lelaki itu mulai beranjak dari duduknya, ia mendekati wanita laknat itu, perlahan, kemudian mengelus perutnya, mereka tampak tersenyum bahagia. Dan baru saja ku sadari bahwa perut wanita itu telah membuncit. Dia hamil!! Mereka...mereka akan punya anak. Oh, kutukan macam apa lagi ini. Dadaku perih seketika seperti disayat pisau berkarat. Aku ingin segera melarikan diri sejauh mungkin dari tempat ini, tapi lagi-lagi aku tak bisa berkutik. Akhirnya aku hanya bisa memejamkan mata meredam perih tak tertahankan ini. Sesaat terpejam...

Dan ketika aku membuka mata, ternyata aku sudah berada di tempat yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Aku berada di dalam rumah kecil berdebu. Di sana tinggal seorang nenek tua yang terbatuk di atas kursi goyang sambil memegangi sesuatu yang aku tidak tahu apa itu. Ajaibnya, kali ini aku bisa bergerak, namun aku tidak merasakan kaki ku melangkah melainkan melayang. Aku masih belum bisa merasionalkan keadaanku saat ini. Bagiku, keadaanku saat ini masih tidak penting. Aku malah sibuk bergerak berputar di sekitar nenek tua itu. Nenek yang hidup seorang diri, karena aku tidak melihat ada satupun foto keluarga di ruangan itu. Kasian sekali nasibnya, fikirku. Pasti hidupnya amatlah sunyi. Aku melayang ke hadapan nenek tua dan memandangi wajahnya dengan khusyuk. Tiba-tiba, tanpa ku sangka nenek itu melonjak memelototi ku. Aku kaget bukan main. Ia menggeram, gigi tanggalnya gemerutuk. Dan seketika mencengkram lenganku kuat sekali. Ia berteriak nyaris seperti lengkingan halilintar.
"Lihat apa yang kau perbuat pada dirimu, pada kehidupanku!! Seumur hidup aku telah menghabiskan waktu seorang diri. Termakan usia, hidup menua tak berarti dan tidak bahagia. Ini semua ulahmu. Ini semua salahmu!"
Aku ketakutan sekaligus kebingungan dengan amukan nenek tua itu. Tak ada sepatah katapun keluar dari mulutku, aku tergugu. Nenek tua itu mengendurkan genggaman tangannya, kini berganti memegangi dadanya, seperti terkena tembakan senapan. Ah bukan, nenek tua itu terkena serangan jantung. Aku panik, namun juga tidak dapat berbuat apa-apa saking paniknya. Aku hanya bisa memandanginya yang kian sulit bernafas, hingga akhirnya...satu hembusan nafas terkhir, nenek itu telah tiada.
Aku masih terdiam memandangi pemandangan tragis di hadapanku baru saja. Dan baru ku sadari nenek tua tadi, di tangan satunya ternyata memegang sebuah frame foto. Aku mencoba mengambil dari tangan nenek itu. Aku pandangi lekat-lekat. Aakk! Praaaang!!  Aku menjatuhkannya, kaca frame hancur berkeping-keping. Kali ini aku benar-benar merasa terpukul dan kaget bukan alang kepalang. Ternyata nenek itu dan orang yang ada di foto itu, adalah orang yang sama. Dialah AKU!

Apa yang telah ku perbuat pada diriku sendiri?? Pertanyaan itu berputar-putar di otakku. Aku menangis, menjerit tiada henti, sampai akhirnya aku kembali terserap ke pusaran yang entah mengapa membawa ku kembali ke kamarku. Ke dunia nyata.

Apakah tadi aku sedang berhalusinasi?
Untuk meyakinkannya aku mencubit lenganku sendiri, dan awww... rasanya sakit. Ya sekarang aku berada di dunia nyata.

Apa yang sedang aku bayangkan barusan? Aneh, padahal sebelumnya aku sedang menangis meratapi kepergian lelaki yang ku cintai, pusing, tak sadarkan diri, tiba-tiba aku melihat adegan di sebuah cafe, sepasang lelaki dan wanita yang kubenci begitu bahagia menyambut buah hatinya yang akan melengkapi kehidupan mereka yang begitu sempurna, sementara di sudut lain aku merasa sekarat menahan perih tak berkesudahan, dan setelahnya... Oh, ini yang paling mengerikan. Aku melihat gambaran diriku yang hidup seorang sendiri, menua, kesepian. Aaaaaaakkkk!! aku menggelengkan kepalaku kuat-kuat ke kanan dan ke kiri seperti orang berpenyakit jiwa.

Aku coba menenangkan diriku, menarik nafas, hhhhheeehhh....satu tarikan nafas berhasil membuatku sedikit berelaksasi. Aku henyakkan pantatku di kursi dekat jendela, mencoba menenggak gelas yang berisi air putih di atas meja kayu.
Tiba-tiba ada secarik kertas terbang begitu saja dari luar jendela ke atas pangkuanku. Aku membuka lipatan dan membacanya. Aku terngaga...secarik kertas itu berisi kata yang mampu membuatku memiliki energi untuk menarik bibirku membentuk lengkungan. Seketika saja aku merasa harus mengubah jalan hidupku. Aku tidak akan berharap lagi pada orang lain di luar sana yang sekarang  sudah pasti bahagia dengan kehidupannya sendiri, bukanlah dengan ku. Aku tidak akan menyesali dan menunggunya lagi sampai aku tua, tidak bahagia, dan kesepian seorang diri. Menyia-nyiakan hidupku sendiri. Buat apa aku mengharapkan kebahagiaan dari orang lain yang belum tentu bisa membuatku bahagia??
Aku lupa untuk menengok ke dalam diriku sendiri bahwa disana tersimpan harapan untuk membuat hidupku ini lebih baik dari sebelumnya. Aku menggenggam erat kertas itu, dan menitikkan air mata penuh syukur dan bahagia karena merasa telah disadarkan. Aku akan tetap melanjutkan hidupku sehidup-hidupnya dan membuatnya bahagia dengan caraku sendiri. Saat itu juga aku merasa hidup kembali dan baru kali ini aku merasa amat mencintai diriku sendiri.

Sebuah kata dalam secarik kertas yang terbang terbawa angin masuk ke kamarku adalah kata yang mampu menyulut semangatku kembali. Secarik kertas itu bertuliskan kata "Move on"

0 comments:

motivasi

Ngomong-ngomong soal ayam

5:20:00 PM Dee 0 Comments

NGOMONG-NGOMONG SOAL AYAM....
05022013

Guuuyyss, udah lama banget nih gak kesambet lagi untuk ngeblog. Sori tralala deh yaaa...
Anyway,
Entah kenapa, tiba-tiba kepikiran tentang "ayam"
Yak yak...itu dia yang sering kita makan sehari-hari
Bukan..bukan...ya ampun itu mah penyakit (*baca =  a.y.a.n)
Nah, itu beneer, a.y.a.m, yang hobinya petok2, kukuruyuuuk, ciap2, entah kenapa tiba-tiba mikirin mereka.
(*seakan gak ada hal lain yang lebih rasional untuk dipikirin)

Heeehhh (*menghela nafas panjang)
Dulu, saya gak bisa tuh yang namanya bedain mana ayam kampung mana ayam negeri.
Yang saya tahu adalah setelah daging2 mereka dimasak dan dimasukin ke perut, efeknya yang ditimbulkan adalah perasaan ke-nyang.:9
Selebihnya gak pernah mikirin, dari mana asal itu daging, sabodo itu dari kampung atau dari kota eh negeri.

Btw, pertanyaan pertama adalah
What??
Oke, apa itu ayam?
Ayam adalah sejenis binatang unggas, tentu saja bertelur yang terdiri dari kuning dan putih, bersayap tapi gak bisa terbang kecuali kepepet, berjengger tapi gak macho, berbulu lebat nyaingin gorila

How??
Bagaimana cara mengolah ayam?
Bisa digoreng kremes, dibakar, disemur, dipresto, diapain aja boleh daah.

When??
Kapan ayam ditemukan?
Aduuuh pelis deh ini pertanyaan. Mana saya tahu yaa? Kapan ayam itu ditemukan adalah rahasia Ilahi. Hemmm..

Who??
Siapa itu ayam??
Masih nanya? Ayam adalah A.Y.A.M (*liat pertanyaan nomor satu!)

Where??
Dari mana ayam berasal?
Nah, ada yang bilang ayam terbagi menjadi 2 kasta; Ayam kampung dan Ayam negeri.
Oke, ayam kampung sudah barang tentu berasal dari "Kampung", yang jadi pertanyaan adalah ayam negeri.
Menurut saya "ayam negeri" adalah jenis ayam yang paling klise, dari negeri mana dia berasal?
Negeri jiran-kah?? Negeri tirai bambu-kah?? atau bahkan negeri di atas awan?? (*mulai ngaco)
Jadi dari manakah ayam berasal? That's still be a big question mark for me...

_Menggantung..


Tiba-tiba penasaran dan mulai cari-cari info terkini seputar ayam, tiba-tiba ngejogrok dipasar buat meratiin ayam potong yang dijual ibu-ibu berkonde, tiba-tiba minta wangsit ke mbah Google yang tahu segala rupa dunia per-AYAM-an di dunia MAYA, tiba-tiba jadi hobi ngomong sama ayam (*udah gila ><)
Seribu cara ditempuh untuk menuntaskan rasa dahaga saya seputar ayam.

APA SIH BEDANYA AYAM KAMPUNG DAN AYAM NEGERI????

Pluuuooookk!!

Weleeeh, alangkah kagetnya hamba!
Pundak saya secara misterius tiba-tiba dihinggapi ayam keren berkaca mata hitam dan berjaket hitam (*ini ayam apa agen MIB?)
Belum selesai keterkejutan saya ditomplok ayam keren secara misterius tadi, gak dinyana ayam itu ngomong sama saya.
(*kucek-kucek mata)
Iiiih, ayam kok bisa ngomong?? Mungkin ayam keren ini adalah titisan sang dewa guna menolong saya dari kesesatan yang nyata. (*gumam ngaco saya dalam hati)


Taaaaadaaaaaaaa...
Perkenalkan,
    Saya adalah a_yam_dong (*semacam nama korea terdiri dari 3 suku kata)
     Tugas mulia saya di sini adalah menyampaikan isi dari kitab "Ayam dan Seluk Beluknya", bab 3 berjudul "Perbedaan Ayam Kampung dan Ayam Negeri"

saya cuma bisa melongo liat si ayam berceloteh camar tolol dan cemar

To the point aja, menurut kitab ini yah Neng, Ayam kampung adalah ayam yang entah itu hidupnya dipelihara oleh manusia ataupun liar masih aja bisa tetep hidup, karena kodratnya ayam kampung bisa mencari makan sendiri.
Biasanya jenis ayam ini dagingnya agak keras (otot dagingnya banyak karena tiap hari olahraga nyari makan sendiri). Nah, berdasarkan jalan hidupnya yang terkenal mandiri ini, pemilik ayam kampung cukup bisa bertenang diri duduk manis ongkang-ongkang kaki di kursi goyang, karena jika pada pagi hari si ayam dilepas dari kandang, maka di sore harinya ayam ini akan kembali pulang dengan perut yang sudah terisi makanan (*hebat yahh? Gak perlu repot-repot ngurusnya)
Sedangkan ayam negeri adalah jenis ayam potong yang dibudidayakan manusia dengan jalan memanjakannya. Kenapa dibilang "jalan manja?", dikarenakan sedari kecil sampe gede ayam negeri kalo makan yaa disuapin eh diumpanin. Hidupnya dikurung aja dalam kandang gak banyak gerak, so dagingnya isinya cuma lemak mulu, empuk. Parahnya ayam jenis ini hobi nyuntik, dari kecil udah disuntikin bahan kimia biar pertumbuhannya cepet. Cepet gemuk, cepet gede, cepet dipotong, dan digoreeng.. nyum!

Plop!
Wuzzz, setelah berceloteh, si ayam keren tau-tau ngilang begitu aja dari pundak saya, meninggalkan pertanyaan yang masih sedikit tersisa di benak.
Tapi syukurlah dia udah berbagi info seputar ayam. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya (*loh?)
:')

Yang saya bisa tangkap dari ocehannya a_yam_dong tadi adalah ayam kampung adalah ayam mandiri dan ayam negeri adalah ayam manja...
Hemmm...tiba-tiba keinget temen-temen saya yang hidupnya gak jauh beda dari ayam. Ada yang MANDIRI (MAndi, makaN, Dan cucI sendiRI) ada yang MANJA (MANdi JArang)
Well, orang itu mau mandiri atau manja sih menurut saya yaaah, tergantung gimana ortunya ngedidik mereka sih. Kayak kasus si ayam2 itu, gimana pemiliknya memperlakukan mereka aja deh.
Anak-anak yang dari kecil dikuruuuuung aja dirumah, makan musti disuapin, apa-apa dikasih tanpa usaha dari ortu, maka anak itu akan terbentuk menjadi pribadi diri yang bermental manja. Gak berani ngambil resiko untuk bertarung dengan kenyataan di dunia luar, dunia sebenarnya tempat mereka hidup. Penakut, selalu berlindung di ketek mami, cemen, lembek.
Jelaslah gak punya keberanian, apa aja yang dipengen bisa dengan mudah di dapet tanpa bersusah-susah dulu. Kalo kamu termasuk anak jenis ini, hati-hati loooh. Pertumbuhan kamu bakal cepet, cepet gemuk, cepet dipotong (*emang ayam :P). Maksudnya, yap emang hidup kamu terkesan mudah, dan penuh kebahagiaan. Tapi mikir deh, apakah itu namanya bahagia kalo kita gak bener-bener bisa nikmatin dunia luar? Bergantung sama orang laiiiin mulu kerjaannya. Ihh, dijamin deh hidupmu gak akan bener-bener menyenangkan (*ratapan anak pingit). Dan pastinya akan merasa kalo hidup ini singkat banget. Rugi dooong, kalo hidup yang singkat ini gak diisi dengan hal-hal baru yang belum pernah dilakuin?? Rugi banget. (*CAMKAN ITU!)
Sedangkan anak mandiri, ya itu, dididik untuk bisa cari makan sendiri, menghidupi dirinya sendiri, dengan begitu karakter yang terbentuk juga lebih kuat, berani, punya prinsip, dan yang penting hidupnya gak bakal ngebosenin. Life to the fullest gitu loooh!
Terkadang jauh dari rumah, dikasih kepercayaan sama orang tua untuk bisa mengurus dirinya sendiri akan membawa pelajaran yang sangat berarti untuk anak-anak. Banyak pengalaman dan hal-hal baru yang akan mereka temui di luar sana. Berbagai rintangan hidup akan coba mereka maknai dengan bijak, SENDIRI. Keren banget lah pokoknya nih ayam.

Dan yang pasti ayam kampung mandiri ini jauuuuuh lebih sehat dikonsumsi dibanding ayam negeri.
Gak percaya?? Ayam kampung kan banyak tuh ditemuin di kampung2, sedangkan ayam negeri ya banyak dijumpai di kota. Sekarang jujur, mana yang harapan hidupnya lebih panjang, orang kampung apa orang kota??

Sedikit intermezzo, Mbah saya, di kampung, mau jalan kaki berkilo-kilo meter ke pasar, nyangkul berhektar-hektar sawah (*ini lebay) juga masih kuat, padahal umurnya udah lanjut banget. Orang kota?? yahhh, begitu udah berumur lebih 35an keatas aja, sakitnya mulai macem2 deh.

Enw, hehhhhh....perasaan saya sekarang udah lega. Benang kusutnya udah terurai. Alhamdulilaaah, ternyata ayam-ayam yang saban hari keluar masuk onggokan tubuh saya, bisa juga memberi pelajaran hidup yang berarti. :)

So, mau jadi ayam kampung, ayam negeri, ayam kampus, atau ayam den lapeh it's up to you...
Yang penting dan utama, "Jadilah ayam yang bermartabat"






Peace yo ^^v

_dee

0 comments: