Cinta dan Luka
Baca cerita cinta remaja yang sedih dan
bikin galau kadang membuat hati kita teriris pilu, terhanyut suasana, dan
ikut-ikutan mengharu biru. Kadang juga tersenyum bahagia karena merasa di dunia
ini kita seolah gak tercampakkan seorang sendiri.
Drama percintaan yang biasa dibumbui
dengan adegan patah hati kerap hadir menyentil sisi diri kita yang tanpa bisa
dielakkan lagi pernah mengalami hal yang gak jauh beda di kehidupan nyata
seperti halnya yang diperankan oleh artis-artis yang seringkali saling mengadu
akting di layar kaca, atau tokoh-tokoh fiksi dalam lembaran novel.
Seolah kita dilempar ke dalam realita
dunia bahwa perjalanan cinta seseorang gak ada yang berjalan lurus dan mulus.
Siapapun pasti pernah tersakiti dalam suatu hubungan yang mengatas namakan
cinta.
Apa memang siklus percintaan seseorang
harus seperti itu??
Bahagia sesaat, kemudian harus dijatuh
leburkan oleh sebuah luka, trauma berkepanjangan, baru kemudian menemukan cinta
sejati??
Ya, saya mengalaminya sendiri.
Numpang curhat, pernah suatu hari
berharap lebih kepada seseorang. Menyayanginya dengan sepenuh hati, tulus,
tanpa embel-embel apapun (*wanita itu makhluk yang polos ya....). Membayangkan
kalau ini akan berjalan baik-baik saja, tapi nyatanya tidak lama
Blaaaaammm....!!!! Orang yang dicintainya itu menghunus pedang teramat dalam
tepat di jantung hatinya. Sakiitttt sekali, dan terus berlinang air mata kala
terlintas memori kebersamaan dan saat-saat perpisahan yang membekas menjadi
trauma panjang di sela-sela waktu hidupnya.
Seakan dunianya berakhir disana....
Plakkk!!!
Tersadarkan oleh waktu yang kian hari
kian keras menampar saya yang masih saja merutuki makhluk terkejam dan terkeji
yang telah membuat saya cacat hati menahun, LELAKI!
Tapi apakah saya benar mencintai seorang
lelaki?? bukannya seorang cowok??
Lelaki haruslah seorang yang sudah
memiliki prinsip dan pendirian dalam hidupnya, mempertimbangkan masak-masak
yang akan dilakukan, dan berani bertanggung jawab terhadap apapun resiko dari
perbuatannya, sedangkan seorang cowo adalah makhluk yang belum sepenuhnya
menjadi lelaki.
Okeee, makin lama saya menyadari kalau
perasaan saya dahulu telah tersiakan oleh seorang makhluk yang bahkan belum
sepenuhnya menjadi dirinya sendiri.
Setelah itu saya berazzam dalam hati
untuk tidak lagi akan terlalu serius mencurahkan perasaan kepada makhluk yang
saya jajaki kelaki-lakiannya, sampai makhluk itu benar-benar bisa membuktikan
sepenuhnya kepada saya siapa dirinya.
Satu lagi pelajaran hidup berarti yang
akan saya rekam dalam memori, menemani perjalanan panjang saya menuju
kedewasaan.
Wanita memang makhluk lemah, dan mudah
terbawa perasaan. Wanita adalah makhluk tulus yang mudah terluka. Namun ia bisa
menjadi seseorang yang luar biasa karena memiliki hati teramat lapang seluas
samudra dan cinta suci yang teramat dalam bak dalamnya lautan. Semoga seseorang
di sana mengerti apa yang saya celotehkan sedari tadi.
Setelahnya, saya akan lebih tegar
berdiri, dan tak akan takut lagi memaknai c.i.n.t.a
with love :3
Dee_
Halo dian... mampir ya ke blog ulul http://anesanurul.wordpress.com/
ReplyDelete