Drakuli in my Strange Dram

7:22:00 AM Dee 0 Comments

Another strange dream

"Kakak jangan pergi! Jangan tinggalkan aku sendiri kaaaakkkkkk!"

Entah bagaimana kisah ini berawal, tiba-tiba saja kakak perempuan ku, satu-satunya keluarga yang kupunya pergi meninggalkanku seorang diri. Sebelum ia berlalu, sempat kulihat butiran benda kristal menggenang di sudut mata indahnya.
"Jauhi kakak dik, ini sangat berbahaya"
Ku tarik lengannya mencoba untuk mencegahnya pergi, tapi tanganku di tepis.
Dan ia pergi begitu saja tanpa penjelasan, meninggalkanku disini sendiri.

---

Sebelumnya, aku sempat memergoki kakak membentak-bentak seseorang di ujung telpon sana yang kemudian aku ketahui dia adalah pacar kakakku.
Setelah menutup gagang teleponnya, ia terduduk lemas, wajahnya tegang menyiratkan rasa ketakutan teramat sangat. Pada awalnya aku heran, tapi kemudian aku tersadar dan pergi menjauh, karena ku tahu saat-saat seperti ini kakak ingin sendiri saja.

Ku langkah kan kakiku menuju suatu tempat hiburan. Di tengah kota muncul kelompok sirkus pertunjukkan orang-orang aneh, aku begitu penasaran dan antusias mendengarnya. Lantas saja ku datangi tempat itu membawa rasa penasaran yang menggebu-gebu. Langsung ku ambil posisi terbaik untuk menyaksikan para bintang-bintang pertunjukkan beraksi.

"Para pengunjung yang terhormat, selamat datang di pertunjukkan orang-orang aneh tahun ini. Anda akan disuguhi pertunjukkan terbaik, termenegangkan, termengerikan, sepanjang masa. Oleh karena itu siapkan diri anda sebelumnya. Bila terjadi suatu kecelakaan di dalamnya, pihak kami tidak akan menanggung sedikitpun. Bertanggungjawablah terhadap keselamatan diri anda sendiri. Tegakkan dudukan anda! Selamat menikmati pertunjukkan kami...."

Sang pembuka acara menyambut para tamu dengan suasana sangat mistis dan dengan iringan backsound yang membuat bulu kudukku berdiri. Ia melenggang ke belakang panggung dengan melemparkan senyum misterius ke arah penonton yang perlahan mulai memadati ruang utama pertunjukan ini.

hufffffhhhhhhhh....kudesahkan nafas panjang. Sebenarnya aku merasa amat takut, tapi rasa penasaranku menutupi itu semua. Suasana tegang kembali terasa saat penata lampu mematikan semua lampu yang ada di dalam ruangan itu. hening sesaat .tiba-tiba..Slash...lampu sorot terfokus menyoroti sosok tinggi jangkung berjubah hitam merah di sisi kiri panggung, dia berdiri membelakangi penonton.

Aku menerka-nerka siapakah yang dijuluki "Orang aneh" dalam pertunjukkan ini. Ia tampak biasa saja, hanya saja lebih tinggi daripada manusia pada umumnya. Tak kualihkan pandanganku padanya sedikitpun.

Tiba-tiba saja ia membalikkan badan, menyibak jubah panjang gelap yang sedari tadi membalut tubuh jangkungnya. Kini ia memandangi satu-persatu penonton yang ada di situ dengan tatapan mengerikan, seakan-akan dia berkata "saya kelaparan" dan sekarang sedang berusaha mencari mangsa buruan yang tepat. Aku sempat bergidik ngeri saat bola matanya tepat menatap bola mataku. Dan langsung saja kusadari wajahnya tampak teramat pucat, hampir seperti mayat hidup. dan tirus. Tapi, ehhhh....rasanya aku pernah melihat wajah serupa ini disuatu tempat, ahh...mungkin aku salah. Ku coba memperbaiki letak dudukku, mencoba untuk kembali rileks. Begitu ku lemparkan pandanganku ke panggung, Hahhhh....dia sudah tidak berada di sana, ajaib dalam satu kedipan mata, orang aneh itu telah lenyap dari atas panggung...kecepatan berpindah yang luar biasa. Lampu sorot kemudian menyoroti bangku belakang penonton. Disana duduk seorang bapak setengah botak bersama seorang anak kecil di samping kirinya dan....dan.,.makhluk aneh itu disamping kanannya, perlahan dia mencengkram leher bapak itu. Sang bapak tidak dapat berkutik, sang anak pun hanya memandang ngeri ke arah ayahnya, karena terlalu takutnya, berteriakpun ia tak berani. Makhluk aneh itu kemudian mendekatkan wajahnya ke arah leher sang bapak, dan secepat kilat mencabik leher bapak itu sampai putus dengan "Taring panjangnya". .... semua penonton dibuat terperangah dengan kejadian yang terjadi baru saja itu. Seorang ibu tua pingsan dibuatnya, aku hanya meyakinkan diriku sendiri, pertunjukkan ini hanya dibuat-buat, bapak itu pasti hanya boneka yang disiapkan panitia acara. Tapi tak dapat kupungkiri, rasanya aku ngeri setengah mati. bagaimanapun pemandangan yang ku lihat tadi sungguh brutal, seram, sekaligus menjijikkan, karena darah yang keluar dari leher sang bapak, muncrat mengenai wajah para penonton di sekitarnya. Baru sesaat aku terperangah, tiba-tiba saja orang aneh itu sudah berdiri lagi diatas panggung. Kali ini dia mulai membuka mulut. Darah segar menetes di pinggir bibir merahnya.

"Saya adalah penguasa kegelapan. Lahir dari kejamnya malam. Saya haus akan darah segar manusia. Malam ini, menghabisi seorang penonton yang saya pilih adalah hal biasa dalam pertunjukkan ini. Mohon diperhatikan! Semua yang terjadi di hadapan anda adalah bukan suatu rekayasa. Keberanian anda datang ke pertunjukkan ini patut saya banggakkan, karena anda berani mengambil resiko antara hidup atau mati. Maka berhati-hatilah! Dan selamat menikmati pertunjukkan berikutnya!"

Ia menyibakkan kembali jubah besarnya. Ajaib, tubuh tinggi jangkungnya menghilang digantikkan segerombolan kelelawar hitam dan besar yang terbang meninggalkan panggung dan berputar-putar di atas kepala penonton.

Sang pembawa acara muncul kembali ke atas panggung menenangkan suasana yang menjadi amat tegang dan mencekam.

"Kematian adalah suatu hal yang pasti. Hal itu sudah digariskan dalam takdir. Salah seorang penonton yang kehilangan nyawanya pada malah hari ini sudah seharusnya kita hargai dan kita hormati kepergiannya. Karena dengan kehadiran dirinya, kita semua bisa menikmati suatu pertunjukkan yang menarik dan mempesona yang dibawakan dengan manis dan mencekam dari master DRAKULA kita...."

Mendengar kata "Drakula" disebutkan, tiba-tiba aku menggigil, kali ini ketakutan ku memuncak. Drakula adalah suatu makhluk yang paling aku takuti. Sewaktu melihat pertunjukkannya aku belum menyadari bahwa makhluk itu benar drakula, tapi sekarang aku telah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa benar-benar makhluk yang sempat menatap mataku tadi adalah drakula. Tubuhku tidak lagi dingin dan kaku. Nyaliku sudah tidak tahan lagi untuk menonton pertunjukkan aneh lainnya diatas panggung mengerikan itu. Segera ku beranjak dari tempatku dan berlari keluar ruangan, meninggalkan pertunjukkan orang-orang aneh yang tiketnya telah dengan sangat mahalnya ku bayar.

"Bisa mati shock aku menonton acara itu...hhiiiii..", masih bergidik ku percepat langkahku menuju rumah.

Sesampainya di rumah, kudapati kakak perempuan ku satu-satunya dalam keluarga yang ku punya, ingin pergi meninggalkanku. Tidak pernah ia melakukan hal ini. Ia amat sayang padaku, dan sebisa mungkin ingin menemaniku dan melindungiku sebisanya. Tapi sekarang ia berkeras pergi dari rumah, pergi dari hidupku. Sebisa mungkin ku mencegah kepergiannya. Tapi percuma, ia mengamuk seperti orang kerasukan setan. Ia menepis ku..ia benar-benar pergi dariku, mencampakkan adik kesayangannya sendiri di rumah peninggalan orang tua kami sendiri. "Jangan cari aku dik, ini BERBAHAYA!!"

Belum selesai shock yang ku alami di pertunjukkan orang aneh tadi, sekarang aku kembali shock menghadapi kenyataan aku harus hidup sendiri tanpa kehadiran seorang KAKAK yang teramat ku sayangi. Awalnya aku hanya terduduk diam dan membisu memikirkan semua ini. Tapi perlahan butiran air mata ku menyeruak keluar perlahan membanjiri wajahku yang masih juga belum tersadar akan apa yang terjadi. Ribuan tanda tanya memenuhi kepalaku..."Apa salahku? kenapa kakak pergi? Sebenarnya apa yang terjadi?.."

Aku berlari menuju kamar kakak, mungkin kakak meninggalkan sesuatu yang bisa menginformasikan ku akan apa yang terjadi pada dirinya. Ku obrak-abrik kamarnya. Laci, lemari, rak buku, ..semua benda kujatuhkan ke lantai. Aku yakin ada sesuatu yang ia sembunyikan dariku dan itu sangat penting yang membuat dirinya berubah seperti itu. Terngiang-ngiang kata terakhir kakak "Ini berbahaya..."
Apa yang berbahaya?. Sambil terus mencari sesuatu yang diiringi isakan tangisku yang semakin seru, tiba-tiba kakiku menyandung sebuah frame foto ukuran sedang terbalik, kuangkat dan....hhhaaaahhhh...orang yang ada dalam foto ini, bukan-bukan, lebih tepatnya makhluk yang ada dalam foto ini familiar bagiku. Dia yang mencabik leher seorang penonton, masih kurasakan ngeri-nya menyaksikan pertunjukan itu, dialah Drakula yang membuatku ngeri setengah mati, di bawah fotonya tertulis, "My lovely Babe",...Astaga...kakakku. Dia ...dia berpacaran dengan makhluk mengerikan itu...kakakku menjalin hubungan dengan seekor Drakula yang kejam. Pantas saja saat melihat drakula itu di atas panggung, rasa-rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat. Benar, ia pernah datang ke rumah ini, menjemput kakakku, tapi itu hanya terjadi sekali. Aku belum sempat berbincang dengannya. Kakak melarangku bertanya macam-macam dengannya. Dan lantas mereka pergi berjalan-jalan berdua. Frame foto itu terjatuh dari genggaman tanganku. Sekujur tubuhku membeku. Kakak...akan diapakan kakakku olehnya?.. Terbayang, wajah frustasi kakak setelah menerima telfon dari kekasihnya itu. Ia tampak amat sangat tegang dan ketakutan. ohhh...kakak maafkan aku yang tidak bisa berbuat apa-apa untukmu...apa yang harus kulakukan? Aku ingin menyelamatkannya, aku ingin kakakku kembali? Drakula itu....aku benar-benar benci padanya. Tubuhku kelelahan karena terlalu banyak menangis, tiba-tiba saja tubuhku menjadi ringan dan tak sadarkan diri.

Gelap...begitu aku membuka kembali matakku, aku tak dapat dengan jelas melihat apa yang terjadi di sekelilingku. Semua terlihat samar. Ku usap kedua mataku untuk memfokuskan pengelihatan. Ku edarkan pandanganku ke seisi ruangan kamar kakak, lalu kutangkap sesosok bayangan...ku usap lagi mataku untuk memperjelasnya, bayangan itu terdiam dalam posisi berjongkok membelakangi ku...apa itu seekor anjing?..tidak...sosok ini tinggi besar...bayangan itu kemudian menolehkan wajahnya...ia menatapku dengan tatapan mengancam dan dengan senyum menyeringai, ia menunjukkan dengan bangga taring-taringnya.
Drakula itu ....drakula itu berada di depanku....ingin ku berteriak sekuat-kuatnya...tapi rasanya suara itu tercekat di tenggorokanku, tak mampu ku keluarkan. Yang hanya bisa kulakukan pada waktu itu adalah lari menjauh dari makhluk mengerikan itu secepat mungkin.

Aku berlari keluar rumah, semua gelap, jalanan tertutup selimut malam, entah ku berlari kemana, yang jelas aku kehilangan arah. Debar jantungku memacu, nafasku tersengal. aku berhenti di ujung jalan. Ini jalan buntu...tamatlah aku...Drakula itu sudah berada di ujung jalan itu terlebih dahulu, seakan ia bisa membaca kemana aku akan melarikan diri, ia menunggu di situ yang ku terka sudah ia lakukan jauh-jauh waktu sedari tadi.
Aku tersungkur lelah...kali ini aku bisa menangis, menangis ketakutan.
Ia menggendongku dengan satu tangannya, mengangkat tubuhku yang lemas, berlari, tidak...lebih tepatnya "Melayang"-cepat sekali menembus pekatnya malam yang mencekam ini. Aku hanya bisa pasrah..."Apa yang ingin dia lakukan?"...

Aku dibawa kesebuah rumah tua..rumah yang tak berlampu, hanya ada satu lilin yang cahayanya bergoyang dihembus angin malam teronggok disisi ruangan. Dengan pendar cahaya itu ku coba melihat siapa yang sedang duduk di sisi meja makan yang ukurannya luar biasa besar dalam rumah angker itu. Wajahnya putih pucat, bola matanya merah, rambutnya tergerai panjang...sesaat kumengenali dia..dia Kakakku, entah terlalu bahagia tapi juga merasa takut, akhirnya aku dipertemukan lagi dengannya. Aku dipertemukan dengan kakakku tersayang oleh seekor "drakula".

Ia kemudian menurunkan tubuhku dan mendudukkan ku diatas kursi berhadapan dengan sosok kakak yang tampak menyedihkan dan amat berbeda dari biasanya.

zzzzzzrrrttt....zzzzzzzrrrrrrttt....

Kudengar getar handphone di sebuah kursi di samping kursi tempatku duduk. Aku tahu itu handphone kakak, tapi ia sedari tadi hanya bisa terdiam saja, tak beranjak untuk meraih handphone miliknya yang bergetar. Aku tak mengerti apa yang terjadi dengannya, ia menatapku tajam seolah dia menyuruhku untuk membaca pesan yang masuk ke handphone-nya. Ku raih handphone itu dan kutekan tulisan inbox,
disana tertulis...

"Dik, kakak minta maaf padamu, permintaan maaf yang terdalam".

kulihat kakak diujung meja itu, dia tidak memegang alat komunikasi apapun. Bagaimana bisa kakak menulis pesan ini?...bagaimana caranya?Apakah kakak bisa mengendalikan handphonenya dengan menggunakan kekuatan pikiran?Aku masih bertanya-tanya dalam hati..

Zzzzzzzzrttttt...zzzzzzzrrrrrtttt...
Satu pesan lagi masuk.
kubuka dengan tangan gemetar.
"kakak mencintaimu"...

Kakak mendekat ke tempatku duduk, begitu pun drakula itu...
kakak tersenyum padaku dengan tatapan kosong, Ia menjilat ujung bibirnya yang terluka, hahhhhh....aku amat terkejut bagai disengan ribuan watt listrik, kakak mempunyai taring, taring yang sama yang dimiliki drakula sialan itu. Kakakku sudah berubah menjadi drakula juga...
suara berat memecah rasa keterkejutanku.
Drakula itu berkata di sampingku
"sekarang GILIRANMU...."

---

waaaaaaaa.......
aku membuka mataku...hoshhosh...itu cuma mimpi.. Mimpi yang teramat buruk. hiiiiyyyy....astaghfirullah pastilah ini karena sebelumnya aku lupa membaca doa sebelum tidur. Dan karena aku terlalu menghayati novel "Darren Shan" yang isinya mengisahkan tentang kehidupan seorang vampir. Huffhhhh...another strange dream..lagi-lagi...


Photobucket

Tapi begitu ku ingat-ingat, sosok drakula yang mengerikan itu, ternyata setelah difikir-fikir tidaklah semengerikan sebelumnya. Ia tinggi, badannya tegap, berambut hitam disisir rapih, dan tampan.....hhhaaaa.....so cute ;)
kapan mimpi kayak gitu lagi ya...
Digendong drakula cool kemana-mana...
*mbah surip mode:ON... XD... XD...

0 comments: