resensi

Oshaberi Na Amadeus (review komik part1)

2:08:00 PM Dee 0 Comments


Rio Midorikawa adalah seorang gadis kecil manis yang dibesarkan bersama keluarga Ogata karena sejak kecil sudah ditinggal kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan mobil yang mematikan. Ia tumbuh sebagai gadis periang yang penuh semangat dan amat suka memainkan biola terutama bersama teman kecilnya U-chan, anak dari keluarga Ogata. Ibu Uchan dulu adalah teman baik mama Rio, keduanya, mama rio dan mama Uchan adalah violis handal, keduanya hebat, mereka sangat dekat dan bershabat baik, sampai pada suatu waktu mama Rio lebih dipandang dibandingkan mama uchan, hingga dia berubah menjadi sangat membenci mama rio, juga dengan warna merah sebagai warna yang sering dipakai dalam pertunjukkan mama rio yang membuatnya tampak memukau, ditambah lagi seorang konduktor hebat yang disukai mama uchan, yaitu papa rio jatuh hati pada mama rio yang membuat mama uchan semakin membenci keberadaan mama rio. Beberapa tahun kemudian rio lahir, dan mama rio berjanji untuk menikahkan anaknya dengan putra sahabat karibnya...waktu itu mereka masih kecil. Mama rio senang melihat keakraban antara anaknya, apalagi melihat mereka bermain biola bersama. Namun keinganannya itu tinggalah harapan hingga kecelakaan tragis itu terjadi. Rio diasuh oleh keluarga Ogata, dan tumbuh besar bersama Uchan.
Uchan merupakan anak yang sangat berbakat. Ia mendapat beasiswa belajar di Amerika selama satu tahun karena berhasil memenangkan kontes pelajar. Rio ditinggal pergi sahabatnya itu dan terus berusaha berlatih bermain biola. Tahun kelulusan hampir tiba, awalnya rio ingin masuk ke sekolah umum saja, namun begitu mengetahui Uchan akan segera pulang, ia ingin bersekolah di tempat yang sama dengannya, Sekolah musik Sawamura yang terkenal dan tersohor di Jepang. Kepulangan Uchan membawa semangat baru bagi rio, ia serius berlatih biola untuk mengikuti tes ujian masuk sekolah tersebut. Tiap hari ia berlatih dengan giat diawasi oleh Uchan, namun selama latihan itu, bibi Ogata yang sebelumnya amat sayang pada Rio kini berubah sangat membencinya. Bibi ogata sangat menyukai papa rio, kadang rio tampak sangat mirip seperti ayahnya, gerak-geriknya, spontanitas mengungkapkan kebahagaiaan hatinya, pada saat itu bibi sangat menyayangi rio, dan selalu memakaikan pita berwarna hijau, warna yang identik dengan papa rio dan selalu memaksa rio untuk tidak memakai pita berwarna merah yang identik dengan mamanya, sewaktu bibi Ogata melihat rio begitu antusias akan biola-ia melihat semangat mama rio (chiaki) yang tergambar diwajah rio, membuatnya ingin menghentikan keinginan anak itu. Ia pun tentu saja menyadari bakat musik yang dibawa Rio pun tentu saja mengalir dari mamanya, Berbagai cara dilakukan untuk menggagalkan rio diterima di Sawamura, seperti menukar partitur lagu ujian. Rio panik menghadapi ini, namun dengan sigapnya dia mengendalikan kondisi dan bermain sepenuh hati. Lagu yang dimainkan dengan penuh penghayatan dan cinta membuatnya diterima di Sekolah Sawamura, bersama Uchan. Dia sangat bahagia, namun bibi tetap membencinya, suatu hari bibi membentak terang-terangan didepannya, "Lebih baik melihatmu mati"...
Hatinya sangat sakit, ia pergi dari rumah dan mencari perlindungan ke Doumoto teman dekat Uchan sekaligus mantan rival sewaktu kontes pelajar tahun lalu. Uchan kebingunan mencari Rio, dan dengan susah payah didapatkannya di tempat Doumoto, "Kenapa tidak berlari padaku saja?....dengan segera ia menenangkan Rio yang waktu itu sedang dalam kondisi amat terpuruk..."Aku tidak pantas kembali ke rumahmu, aku tak sanggup menemui bibi....".
"hanya aku yang boleh mengganggu dan menjagamu" Usou berusaha menenangkan Rio dengan penuh kasih.
Sementara itu, kelihaian Rio memainkan biola langsung saja dilirik oleh sekolah, ia dipilih mewakili sekolah untuk mengikuti kontes pelajar tahun ini.
Awalnya rio ragu mengiyakan permintaan pihak sekolah, namun karena dukungan Uchan, ia dengan semangat berlatih-dan terus berlatih.
"Tahun kemarin aku tidak berhasil menjadi juara, doumoto mengalahkanku. Maka tahun ini jadilah juara demi aku!!"
Tahapan-tahapan ia lalui dengan susah payah, babak pertama dikacaukan oleh Yuka pemain piano profesional pengiring biola Rio, Yuka sudah lama pula dekat dengan Uchan, ia menjadi cemburu dan kacau melihat Rio sangat akrab dengan kekasihnya. kemudian di atas panggung ia menghancurkan tempo saat kontes berlangsung, namun Rio sangat jenius, ia dengan cepat mengendalikan suasana dan mengimprovisasi permainannya menjadi lebih baik. Waktu itu salah satu jurinya adalah bibinya sendiri, awalnya dia juga merasa tidak yakin untuk bermain di depan bibi yang sudah membencinya, namun permainan biola Uchan dibalakang panggung sebelum mulai seolah berkata "tenang saja...tidak ada apa-apa" Uchan berbicara padanya lewat musik dan itu membuatnya amat tentram-dan bermain total di atas panggung-ia lolos tahap pertama dan mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya pada bibi Ogata, namun waktu itu dia bilang "aku meloloskanmu karena ingin kau mendapat hadiah utama belajar di Jerman selama setahun yang berarti kau bisa pergi jauh dari kehidupan keluarga kami"....Rio tercekat mendengarnya, selain karena perlakuan sinis bibi tersayangnya itu berarti juga ia akan berada jauh dari Uchan.Tahap kedua ini ia berlatih setengah hati, ia tidak ingin menang agar tidak berpisah dengan Uchan, mengetahui hal itu Uchan yang sedang mengajarinya menjadi amat marah pada Rio. "Sampai sebegitu sajakah kau memeperlakukan biola??", ia marah dan meninggalkan rio sendiri-. Rio menjadi bingung dan amat bersalah, ia membuntuti Uchan, dan menemukannya sedang berlatih memainkan biola untuk pertunjukkan resital besarnya, Seperti biasa ia terkagum akan permainan masterpiece sahabat tersayangnya itu, setelah selesai berlatih lagu pertama selanjutnya Uchan memainkan lagu kedua "Loves Greeting", sebelum memainkan lagu itu, Uchan selalu memajang Foto berdua dia dengan Rio-sebagai senjata pamungkasnya sebelum bermain, yang akan membuatnya bermain dengan sangat baik. Dari balik jendela, Rio amat terharu melihat hal itu, ia amat tidak menyangka Uchan selalu membawa foto mereka berdua. dalam alunan lembut bernuansa penuh cinta yang dibawakan Uchan, seolah meneguhkan hatinya bahwa Uchan sangat mencintainya, dan membuat Rio semakin bersemangat.
Keesokan harinya ia tampil dalam babak kedua kontes membawakan "Thais Meditation", ia tampil sangat memukau, dibelakang panggung Uchan menyaksikan, dan melihat seolah Rio sedang berkata "aku juga mencintaimu...", Rio berhasil lolos kebabak final, namun itu juga tidak mudah , Yuka memutuskan berhenti menjadi pengiringnya, Ia lari meninggalkan rio beberapa menit sebelum kontes Final berlangsung, Rio mengejarnya, namun keduanya tergelincir di tangga. Rio berusaha melindungi Yuka, namun sayang, tangan kanannya terkilir, sedang Yuka tidak apa-apa. Hampir saja kejadian itu membuat Rio abstain sebagai peserta, namun karena kekerasan hatinya, karena tekatnya untuk memenuhi janji pada bibinya, "Jika aku berhasil lolos kontes ini, mohon maafkanlah mama, bi!! Kau boleh membenciku tapi jangan benci mama"...
Yuka awalnya tetap menolak mengiringi rio, namun akhirnya ia memutuskan untuk mengiringinya. Rio tampil dengan tangan dan bow dililit perban, sangat nyeri rasanya memainkan biola dalam keadaan seperti itu tentu saja. Permainan rio membawakan La campanella karya Paganini pun menjadi kasar terdengarnya-amat sulit-dan semua orang memaklumi hal itu. Namun rio tidak ingin mengakhiri perjuangannya seperti ini-bermain dengan jelek. Dengan susah payah, ia lepaskan perban yang menghalangi pergerakan pergelangan tangannya memegang bow, dan memainkan la campanella dengan penuh penghayatan tanpa memedulikan rasa teramat sakit pada lengannya. Semua penonton dibuat terkagum-kagum akan penampilannya, terutama bibi Ogata, ia begitu terenyuh melihat perjuangan putri asuh kecilnya, penonton di sebelahnya berkata "Selamat ya bu Ogata telah membesarkan dan mendidik anak itu hingga permainannya menjadi seindah ini, hal itu tidak akan terjadi bila ia tidak diasuh dengan penuh cinta", ia menyesal telah membenci Rio dan menangis di tempat. Permainan Rio selesai, dan ia kehilangan keseimbangan, dengan sigap Uchan menangkap tubuh rio yang lemah. Uchan menatap Yuka dan meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Melihat itu Yuka memalingkan muka, dan beranjak dari pianonya, tapi sebelumnya ia berkata "Kau memang luar biasa Kau tersenyum dan berterimakasih atas tawaran iringan dariku yang telah membuatmu cedera, kau lebih memilih biola dari pada rasa sakitmu. Kau murni, lurus, dan kuat. Pantas Usou mencintaimu...Usou PASTI HANYA BISA mencintaimu"
Rio Midorikawa adalah orang pilihan. Seperti pemain memilih biola untuk mendapat bunyi terbaik, biola dan lagupun memilih dirinya. Itu harapan semua pemain biola, yang bagi kebanyakan mereka hal itu hanyalah mimpi, yang bagi kebanyakan mereka HAL ITU HANYALAH MIMPI.....

You Might Also Like

0 comments: