Sudah lama aku tidak bercerita. Tentang namamu. Tentang aroma tubuhmu. Tentang canda kita. Bahkan tentang warna langit sore ini.

Terlalu lama aku terlarut, hingga mengabaikan Aksara.

Hei Aksara, namamu begitu indah. Sosokmu begitu nyata, bahkan di dalam imajiku.

Akankah kamu sadar itu? 

Apa yang kamu rasa selalu berkali lipat lebih manis yang kukecap.

Apa yang kamu sangsikan selalu ku yakini akan terwujud, entah semustahil apapun.

Karena Aksara, kamu bagai energi untukku. 

Hey, kamu NYATA!

Aku baru kembali lagi menemukan mu beberapa pekan lalu.

Kamu yang kutemui dalam kecap manis pahit secangkir kopi.

Kamu hadir dengan langkah gontai, sedikit ragu memasuki tapak area parkir sebuah kedai yang kulemparkan lokasinya pada sebuah media percakapan kita.

Canggung!

Ah biasalah, namanya juga baru pertama kali ketemu.

Tapi seketika aku coba menyelam. Aksara yang ini begitu hangat. Begitu apa adanya.

Iya aku menemukan Aksara dalam sosok itu.

Menyelam kali ini rasanya manis, bahkan dalam gulir-gulir waktu yang berlalu.

Keapa-adaannya membuat ku terjatuh tapi seketika bangun lagi untuk menggapainya.

Aksara yang ini tidak bisa semudah itu dilepaskan.

Jika dia pantas untuk itu... maka pantas untuk diperjuangkan.

Perjuangan pertama untuk menapakai kehidupan yang sebenarnya.

Aksara tidakkah kamu yakin kali ini?

Langkah yang kamu ambil kini?

Setelah 4 bulan berlalu

Maukah kamu ikhlas menerima hadirku dengan segala keribetannya??

*Kuharap jawabnya "iya"

Selamat datang Aksara